Aksesibilitas website telah menjadi bagian penting dalam menciptakan pengalaman digital yang ramah dan inklusif. Baik untuk memastikan bahwa orang dengan disabilitas dapat menavigasi situs Anda maupun agar konten Anda dapat diakses oleh audiens yang lebih luas, audit aksesibilitas sangat diperlukan. Audit ini bertujuan untuk menilai seberapa baik website Anda mematuhi pedoman dan standar aksesibilitas, serta merupakan langkah penting dalam membangun situs yang benar-benar dapat diakses oleh semua orang. Berikut adalah panduan terperinci tentang cara melakukan audit aksesibilitas pada website Anda.
Memahami Pentingnya Aksesibilitas Website
Sebelum memulai proses audit, penting untuk memahami arti penting aksesibilitas. Website yang aksesibel memastikan bahwa semua pengguna, terlepas dari kemampuan fisik atau kognitif mereka, dapat menavigasi dan berinteraksi dengan situs Anda. Bagi banyak orang, ini melibatkan penggunaan teknologi bantu seperti pembaca layar, sistem kontrol suara, atau keyboard yang dimodifikasi. Website yang tidak aksesibel membatasi akses mereka, mengurangi potensi audiens Anda, dan bisa melanggar standar hukum seperti Americans with Disabilities Act (ADA) atau Web Content Accessibility Guidelines (WCAG).
Langkah 1: Tinjau Standar WCAG
Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) memberikan serangkaian standar yang terstruktur untuk mengevaluasi aksesibilitas website. Panduan ini dibagi menjadi empat prinsip utama: perceptible (dapat dilihat), operable (dapat dioperasikan), understandable (dapat dimengerti), dan robust (tangguh) atau dikenal sebagai prinsip POUR. Panduan ini memastikan bahwa pengguna dapat melihat informasi di website Anda, mengoperasikan antarmuka, memahami cara berinteraksi, dan memastikan situs berfungsi dengan baik di berbagai perangkat atau teknologi bantu.
Saat melakukan audit, fokuslah pada panduan WCAG 2.1, yang menyediakan standar yang dapat diterapkan di tiga tingkatan: A (dasar), AA (disarankan), dan AAA (ideal tetapi sulit diterapkan sepenuhnya). Sebaiknya Anda mencapai setidaknya tingkat kepatuhan AA untuk menangani sebagian besar masalah aksesibilitas.
Langkah 2: Gunakan Alat Pengujian Otomatis
Salah satu langkah awal dalam melakukan audit aksesibilitas adalah dengan memanfaatkan alat pengujian otomatis untuk memindai website Anda. Alat-alat ini dirancang untuk mengidentifikasi potensi masalah dengan cepat dan memberikan rekomendasi untuk menyelesaikannya. Beberapa alat yang umum digunakan meliputi:
- WAVE (Web Accessibility Evaluation Tool): Alat gratis ini menyoroti masalah aksesibilitas langsung di halaman web Anda dan memberikan panduan untuk memperbaikinya.
- axe: Alat open-source yang terintegrasi dengan browser, memberikan laporan rinci tentang masalah aksesibilitas.
- Lighthouse: Alat dari Google yang tidak hanya memeriksa aksesibilitas, tetapi juga kinerja dan SEO, memberikan pandangan yang komprehensif tentang pengalaman pengguna website Anda.
Meskipun alat otomatis dapat mendeteksi sebagian besar masalah aksesibilitas, mereka tidak mencakup semuanya. Penting untuk mengombinasikan alat ini dengan pengujian manual untuk memastikan audit yang menyeluruh.
Langkah 3: Pengujian Manual untuk Mendapatkan Wawasan Lebih Mendalam
Pengujian manual sangat penting karena alat otomatis sering kali melewatkan masalah aksesibilitas yang lebih kompleks. Masalah-masalah ini dapat mencakup navigasi keyboard yang buruk, formulir yang membingungkan, atau judul yang tidak jelas. Untuk melakukan audit manual, cobalah menavigasi website Anda tanpa mouse, hanya menggunakan keyboard. Pastikan bahwa semua fitur, termasuk tombol, menu, dan formulir, dapat diakses melalui pintasan keyboard.
Selain itu, gunakan pembaca layar seperti VoiceOver untuk macOS atau NVDA untuk Windows untuk merasakan bagaimana pengguna dengan gangguan penglihatan mengakses website Anda. Ini akan memberi Anda wawasan tentang seberapa mudah konten Anda diakses oleh pengguna pembaca layar dan membantu mengidentifikasi masalah seperti teks alternatif, struktur judul, atau elemen interaktif.
Langkah 4: Periksa Kontras Warna dan Elemen Visual
Gangguan penglihatan, termasuk buta warna, adalah tantangan aksesibilitas yang umum. Website harus menggunakan kontras yang tinggi antara teks dan warna latar belakang agar mudah dibaca. WCAG memberikan pedoman rasio kontras tertentu—teks harus memiliki rasio kontras minimal 4.5:1 dengan latar belakangnya.
Beberapa alat online, seperti Contrast Checker dari WebAIM, dapat membantu Anda memeriksa apakah skema warna website Anda memenuhi standar ini. Selain itu, pastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui warna juga dapat dipahami dengan cara lain. Misalnya, kesalahan formulir yang ditandai dengan warna merah harus disertai dengan teks yang menjelaskan kesalahan tersebut.
Langkah 5: Uji Formulir dan Elemen Interaktif
Formulir dan elemen interaktif seperti tombol, dropdown, dan checkbox adalah area penting yang perlu dievaluasi selama audit aksesibilitas. Fitur-fitur ini harus diberi label dengan jelas dan berperilaku sesuai dengan harapan bagi pengguna yang mengandalkan teknologi bantu. Misalnya, bidang formulir harus memiliki label yang menjelaskan tujuannya, dan label ini harus terhubung secara programatis dengan bidang formulir agar dapat diumumkan oleh pembaca layar.
Gunakan HTML semantik untuk mengatur formulir Anda, serta atribut yang diperlukan seperti “aria-label” atau “aria-required” untuk meningkatkan aksesibilitas formulir. Selain itu, uji formulir Anda untuk memastikan bahwa pesan kesalahan ditampilkan dengan jelas dan dapat diakses oleh pembaca layar.
Langkah 6: Pastikan Desain Responsif
Desain responsif juga merupakan aspek penting dari aksesibilitas. Pengguna mengakses website melalui berbagai perangkat, termasuk desktop, tablet, dan smartphone. Pastikan website Anda dapat beradaptasi dengan berbagai ukuran layar tanpa mengorbankan fungsi atau keterbacaan.
Aksesibilitas tidak hanya berkaitan dengan pembaca layar dan kontras warna; aksesibilitas juga mencakup memastikan bahwa situs Anda ramah terhadap sentuhan bagi pengguna perangkat seluler. Tombol dan elemen interaktif harus cukup besar untuk ditekan dengan nyaman, dan pengguna tidak perlu memperbesar untuk membaca teks atau berinteraksi dengan website Anda.
Langkah 7: Sediakan Teks Alternatif untuk Media
Gambar, video, dan elemen multimedia lainnya harus memiliki teks alternatif agar dapat diakses oleh semua pengguna. Untuk gambar, sertakan teks alt yang mendeskripsikan tujuan gambar kepada pengguna pembaca layar. Hindari teks alt yang samar seperti “gambar” atau “foto” dan berikan deskripsi yang berarti, terutama untuk grafik penting seperti diagram, tombol, atau logo.
Untuk konten video, tambahkan teks terjemahan (caption) dan transkrip untuk mendukung pengguna yang mengalami gangguan pendengaran. Teks terjemahan juga bermanfaat bagi pengguna non-penutur asli atau mereka yang lebih suka membaca daripada mendengarkan. Pastikan deskripsi audio tersedia untuk video yang sangat bergantung pada informasi visual.
Langkah 8: Evaluasi Navigasi dan Struktur Situs
Struktur website memainkan peran penting dalam aksesibilitasnya. Navigasi yang konsisten dan logis membantu semua pengguna, terutama mereka yang memiliki disabilitas. Pastikan bahwa navigasi situs Anda jelas, intuitif, dan dapat diakses melalui keyboard dan pembaca layar.
Judul harus mengikuti hierarki yang jelas (misalnya, H1 untuk judul utama, H2 untuk subjudul, dll.), memungkinkan pengguna memahami struktur dan alur halaman dengan cepat. Pengguna pembaca layar sering mengandalkan struktur judul untuk menavigasi halaman, sehingga mempertahankan sistem yang terorganisir dengan baik sangat penting.
Langkah 9: Prioritaskan Pemantauan Berkelanjutan
Aksesibilitas bukanlah tugas satu kali. Website Anda akan terus berkembang seiring dengan penambahan konten, fitur, atau elemen desain baru. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau dan memperbarui aksesibilitas situs Anda. Tetapkan audit rutin—baik otomatis maupun manual—dan dorong umpan balik dari pengguna disabilitas untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Ada juga layanan profesional yang dapat melakukan audit menyeluruh dan memberikan laporan rinci tentang aksesibilitas situs Anda. Tergantung pada ukuran website dan kompleksitas fungsionalitasnya, menyewa profesional mungkin merupakan investasi berharga untuk memastikan situs Anda memenuhi standar aksesibilitas.
Kesimpulan: Membangun Pengalaman Web yang Inklusif
Audit aksesibilitas merupakan bagian penting dalam menciptakan website yang inklusif dan ramah pengguna untuk semua orang. Dengan mengikuti langkah-langkah yang diuraikan di sini—meninjau standar WCAG, menggunakan alat otomatis, melakukan pengujian manual, dan memantau situs Anda secara berkelanjutan—Anda akan mampu menciptakan website yang tidak hanya memenuhi persyaratan hukum tetapi juga mendorong pengalaman pengguna yang positif untuk semua pengunjung.
Meningkatkan aksesibilitas bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga tentang inklusivitas, penghargaan, dan memperluas jangkauan Anda ke sebanyak mungkin pengguna. Dengan audit aksesibilitas secara rutin, Anda dapat memastikan bahwa situs Anda tetap fungsional dan ramah untuk semua.